“Tolong, Perbaiki Desa Kami” |
banjarmasinpost.co.id, barabai/ - kesabaran warga desa mantaas, labuan amas utara, hulu sungai tengah, mencapai batasnya. dikoordinasi kepala desa (kades), m yusi, warga menggalang tanda tangan untuk mendesak pemprov kalsel bertindak.meskipun dinas pekerjaan umum hst sudah menyatakan pemprov sudah menyetujui perbaikan akses jalan menuju desa, namun warga tidak sepenuhnya percaya.maklum saja, sejak 1995, sekitar 2.500 warga desa itu merasakan deritanya hidup di daerah yang akses jalannya tidak kunjung diperbaiki.terlebih ketika musim hujan, mereka bak terisolasi karena jalan menuju desa tersebut rusak parah bahkan tenggelam. jika tetap ingin ke sana, satu-satunya sarana yang bisa digunakan adalah jukung atau kelotok untuk menyusuri jalan sejauh dua kilometer.berdasar informasi yang diperoleh sebanyak 560 warga dewasa sudah membubuhkan tanda tangannya. dalam surat itu warga meminta perbaikan jalan dimulai dari desa mantaas."apakah perbaikan nanti 6 kilometer atau 8 kilometer, kami berharap desa mantaas diprioritaskan. kerusakannya sangat parah. beberapa kali ada proyek perbaikan, desa kami tak pernah tersentuh," kata yusi, kamis (31/1).bagaimana jika pemprov tidak memenuhi desakan itu? yusi mengatakan, jika itu yang terjadi, berarti pemprov sengaja mengucilkan warga mantaas.pasalnya, ucap yusi, selama ini pembangunan desa mantaas tertinggal karena buruknya akses jalan. dampaknya tidak hanya pada perekonomian juga pendidikan dan kesehatan warga.sebagaimana diwartakan koran ini, menggunakan jukung atau kelotok pun harus menempuh perjalanan sekitar satu jam menerabas kerumunan eceng gondok yang menutupi lahan rawa-rawa. itupun harus melewati desa awang landas, baru bisa mencapai jalan muara sungai buluh.padahal, hampir 60 persen ikan air tawar di hst dipasok dari mantaas. "akibat jalan rusak, sekarang sulit mengangkut hasil ternak dan ikan untuk dijual ke kota. ikan sering mati di perjalanan, sehingga terpaksa dijual murah," tegas seorang warga syaifullah.tak hanya perekonomian, pendidikan pun berimbas. "sudah ada tiga guru yang menyerah tak bisa mengajar, karena tak sanggup melewati jalan berlumpur. sedangkan untuk lewat jalur air, sulit karena eceng gondok itu," kata syaifullah.di desa itu ada tiga sekolah yaitu sdn mantaas 1, sdn mantaas 2 dan madrasah ibtidayah darul faizin. karena tidak tersedia rumah dinas, guru dari luar mantaas tidak bermalam.selain itu, warga juga kesulitan mengakses puskesmas pembantu (pustu) yang jaraknya sekitar 3,5 kilometer. "pernah ada warga sini yang melahirkan, terpaksa dibawa pakai jukung," ujar dia.menanggapi penggalangan tanda tangan yang akan dikirim ke pemprov itu, kepala dinas pu hst h riduan mengapresiasinya."aksi tersebut memperkuat upaya kami memperjuangkan aspirasi warga agar perbaikan segera dilakukan. faktanya, desa itu memang perlu segera diperbaiki," tegas dia.sebelumnya, riduan mengungkapkan dinas pu kalsel setuju memperbaiki akses jalan ke desa mantaas. anggaran yang disediakan sebesar rp 5 miliar. kesetujuan itu diperoleh riduan saat dia menemui bidang bina marga dinas pu kalsel.saat dikonfirmasi kepala dinas pu kalsel, martinus mengatakan, proses perbaikan jalan menuju desa mantaas masih dalam proses lelang. dia membenarkan anggarannya rp 5 miliar."kami minta masyarakat bersabar, karena saat ini masih dalam proses lelang. begitu tanda tangan kontrak, kemungkinan tiga minggu lagi, langsung dikerjakan. kami perkirakan memerlukan waktu selama enam bulan," katanya. (han/has)harus bawa 2 pakaian mantaas adalah desa yang yang dikelilingi rawa-rawa. jumlah penduduknya, seperti disebutkan kades mantaas m yusi, sebanyak 2.715 jiwa. mata pencaharian mereka, selain penangkap ikan, juga beternak kerbau dan itik. sedangkan bercocok tanam padi hanya bisa dilakukan saat musim kemarau, karena kedalaman air rawa sampai empat meter.menurut yudi, jalan yang rusak saat ini sepanjang tujuh kilometer, dua kilometer di antaranya rusak parah dan sulit dilewati. akses ke desa mantaas bisa dilakukan lewat jalur air, yaitu dari desa awang landas menggunakan perahu atau kelotok. jika lewat darat, mulai dari simpang muara sungai buluh, sepanjang 14 kilometer, melewati desa rantau bujur.saat musim hujan, mereka terpaksa menggunakan jalur air untuk membawa hasil ternak seperti telur itik. juga ikan. itu pun harus menghadapi ancaman terjangan angin puting beliung saat perjalanan.memang masih bisa melewati jalur darat, dengan mengendarai sepeda motor. tetapi karena jalannya licin dan berlumpur tebal, risikonya sering jatuh bila tidak piawai berkendara."juga lebih banyak didorong. kalau laki-laki mungkin masih bisa. kalau perempuan, apalagi ibu-ibu yang memakai rok atau baju panjang, kasihan juga," kata yusi, kemarin.dikatakan dia, jika ada warga yang bepergian keluar desa menggunakan sepeda motor, mereka wajib membawa dua lembar pakaian untuk berganti. masalahnya, dapat dipastikan pakaian mereka kotor berlumur tanah. "selain itu, sesampainya di luar desa, harus cuci motor," ucap yusi.untuk trasportasi air, hanya tersedia satu taksi kelotok melalui awang landas, dengan jarak tempuh selama satu jam, karena harus menerobos hamparan eceng gondok. adapun biayanya, rp 5.000 per orang. "itu pun tidak setiap saat ada, karena kebanyakan warga naik perahu sendiri," ujarnya.kondisi tersebut, selalu terjadi setiap musim hujan seperti sekarang. "kalau musim kemarau tak masalah, karena jalan masih kering. kami berharap jalan segera diperbaiki karena menurut pemkab, ini menjadi tanggung jawab pemprov," tegas yusi. (han) )
sumber: tribunews.com
Belum ada tanggapan untuk "“Tolong, Perbaiki Desa Kami”"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.