SAMPIT, Masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) diingatkan untuk lebih teliti saat bertransaksi jika tidak ingin jadi korban penipuan dengan modus uang palsu. Pasalnya, pelaku yang diduga sudah profesional, tak ragu beraksi meski di tempat ramai.
Seperti di Samuda, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, masyarakat setempat kini resah semenjak tersiar kabar peredaran uang palsu (upal) di daerah mereka. Kepolisian Sektor (Polsek) Jaya Karya terus menyelidiki pelaku pengendar upal ini.
“Kami masih mengumpulkan data dan bukti, serta mengorek informasi masyarakat yang menerima upal (uang palsu) tersebut. Mudah-mudahan dalam waktu dekat pelaku pengedar upal yang sudah meresahkan masyarakat Samuda ini bisa tertangkap,” kata Kapolsek Jaya Karya, AKP Andi Amirsan, kemarin (3/11).
Andi menjelaskan, berdasarkan data dan keterangan yang mereka kumpulkan sementara, selain penemuan dua lembar upal pecahan Rp 100 ribu dari SPBU Samuda yang menjadi korban saat melayani pembeli, sejumlah pedagang di kompleks pasar Samuda turut menerima peredaran upal ini.
Sementara, baru pengelola SPBU yang datang melaporkan menemukan dua lembar upal, sedangkan masyarakat lainnya yang informasinya juga menerima upal belum datang melapor. “Barang bukti uang palsu yang ditemukan SPBU Samuda sudah kami amankan,” tegasnya.
Menurut Andi, pelaku dengan sengaja mengedarkan upal di tempat yang ramai dengan tujuan untuk mengelabui dan agar tidak dicurigai korbannya. Seperti yang terjadi di SPBU Samuda, petugas pengisian BBM tidak mungkin mengecek secara teliti uang yang dibayarkan seseorang lantaran sibuk melayani banyaknya pembeli yang sedang antre.
“SPBU merupakan salah satu sasaran pelaku untuk mengedarkan upal. Selain itu, mereka cenderung beraksi di tempat ramai lainnya seperti pasar. Tentunya daerah yang sibuk, sehingga mereka yang menerima uang tidak sempat memerhatikan secara teliti uang itu palsu atau asli,” paparnya.
Terkait kembali beredarnya upal di wilayah Samuda ini, Andi belum bisa memastikan apakah upal ini masih terkait dengan penemuan puluhan lembar upal berapa waktu lalu atau tidak. Tidak hanya itu, pihaknya juga sedang menyelidiki kemungkinan selain pengedar bisa saja pelaku mencetak upal berada di wilayahnya.
Mengingat kembali beredarnya upal di wilayah Samuda, Andi mengimbau kepada masyarakat agar waspada dan lebih teliti apabila menerima uang pecahan Rp 100 ribu. Kenali secara seksama uang tersebut, untuk menghindari peredaran uang palsu.
Informasi yang dihimpun Koran ini, pengelola SPBU Samuda menerima dua lembar upal sebelum Hari Raya Iduladha 1433 H lalu. Upal tersebut didapat dari salah satu pembeli BBM. Selain SPBU, kabarnya sejumlah pedagang Samuda turut menjadi korban mendapatkan upal pecahan Rp 100 ribu. Mulai dari penjual rujak sampai dengan pedagang sembako.
Seperti yang dialami Asan dan Ifah Adi, keduanya pedagang sembako di komplek Pasar Samuda, mereka menerima masing-masing selembar upal Rp 100 ribu, seorang penjual rujak Bu Imar mendapatkan tiga lembar upal pecahan Rp 100r ibu.
Nasib serupa dialami pedagang klontong Bu Baco, dia juga mendapatkan upal Rp 100 ribu. Ceritanya, Rabu (24/10) sore ada seorang yang datang ke tokonya untuk membeli sebungkus rokok dengan uang pecahan Rp100ribu. Awalnya korban tidak merasa kalau uang tersebut adalah palsu.
Uang itu palsu baru diketahui setelah Kamis (25/10) pagi, sewaktu korban hendak menyetor tabungan di BRI ranting Samuda, satu lembar uang Rp100ribu langsung ditolak pihak bank karena palsu. “Memang seingat saya, ada orang yang beli rokok dengan uang Rp 100 ribu, mungkin orang itu yang mengedarkan uang palsu ini,” cerita bu Baco. (fm)
Sumber: radarsampit.net
Belum ada tanggapan untuk "Beraksi di Tempat Ramai, Polisi Telusuri Pembuatan Uang Palsu"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.