PALANGKA RAYA, Dua hari beruntun kota Palangka Raya diamuk si jago merah. Bahkan, seorang balita berusia 2,5 tahun tewas terbakar di dalam rumahnya, saat kebakaran melanda kawasan pemukiman padat di jalan Mendawai VI dan VII, Kamis (25/10) siang. Sementara sembilan unit rumah sekaligus toko berkonstruksi kayu di persimpangan Jalan Rajawali dan Jalan Piranha, Kota Palangka Raya, ludes terbakar, Jumat (26/10) siang.
Saat kebakaran di jalan Mendawai VI dan VII, terlihat seorang ibu rumah berlari keluar dari rumahnya yang terbakar sembari berteriak. “Tolong, anak ku tertinggal di dalam. Tidur diatas kasur,” teriak perempuan yang umurnya berkisar 43 tahun ini sembari menggendong balita umur delapan bulan.
Beberapa orang yang mendengar teriakan itupun berupaya masuk mencoba menolong balita berumur 2,5 tahun yang masih tertidur diatas kasur tersebut. Namun naas, kepulan asap dan api sudah sangat besar di dalam rumah itu.
“Kami sudah coba masuk, tapi asapnya sudah penuh dimana-mana. Api sudah melahap habis seisi rumah. Tidak ada celah sama sekali untuk masuk. Elmayana nama bayi malah itu. Anak ketiga dari H Sahrudi dan Hj Mina. Ibunya mungkin tidak bisa menolong sekaligus, karena menggendong bayi juga,” terang Gatis, warga sekitar yang turut ikut menolongnya.
Ia mengatakan, kebakaran tersebut menghanguskan delapan bangunan rumah dan satu barak tiga pintu yang sebagian besar konstruksinya terbuat dari kayu itu. Sebanyak 11 kepala keluarga atau 59 jiwa kehilangan tempat tinggal. “Apinya cepat membesar. Rumah disini mayoritas berbahan kayu dan rapat. Disini kan padat penduduk,” tandas Gatis.
Kepala UPT Pemadam Kebakaran Kota Palangka Raya Wawan Berlinson mengungkapkan, pihaknya mengerahkan semua unit mobil pemadam untuk mengantisipasi meluasnya kobaran api mengingat lokasi kebarakan merupakan kawasan padat penduduk, dengan kondisi bangunan yang terbuat dari kayu. "Kami baru bisa berhasil memadamkan api pada pukul 14.00 Wib. Api menyebar cukup cepat hal itu akibat pengaruh angin kencang ditambah dengan suhu cuaca yang cukup panas," kata Wawan.
Kapolres Kota Palangka Raya AKBP Nyoman Artana memperkirakan, total kerugian yang terjadi akibat musibah kebakaran tersebut mencapai Rp 1 miliar. Saat ini pihaknya juga masih menyelidiki sumber utama penyebab dari kebarakan tersebut.
"Kami masih menyelidiki sumber utama api, sebab ada masyarakat yang mengatakan akibat kompor meledak, tapi ada juga dugaan akibat korsleting listrik arus pendek," jelasnya.
Sementara itu, Walikota Palangka Raya HM Riban Satia yang langsung melakukan peninjauan ke lokasi kebakaran meminta kepada sejumlah isntansi untuk segera membantu para korban, baik itu terkait dengan kebutuhan pokok dan obat-obatan, serta memberikan tempat penampungan sementara.
"Bagi korban yang tidak memiliki tempat tinggal, sementara bisa ditempatkan di blok-blok bangunan Pasar Kahayan yang masih kosong. Kemudian, kami juga akan segera mengirimkan barang-barang kebutuhan pokok serta obat-obatan," ujar Riban.
Terkait adanya satu korban jiwa akibat kebarakan tersebut, Riban juga memberikan santunan serta bantuan sampai dengan mengurus masalah pemakaman untuk korban itu. "Saya hanya bisa membantu sedikit, dan semoga keluarga korban bisa sabar dan iklas atas kejadian tersebut. Sebab, tentu tidak ada orang yang menginginkan musibah kebakaran itu terjadi, apalagi sampai merenggut jiwa seseorang," tambahnya.
Kebakaran yang menewaskan satu orang balita tersebut cukup menjadi perhatian pejabat setempat. Dimana Kapolda Kalteng Bachtiar Hasanudin Tambunan, Ketua DPRD Kota Palangka Raya Sigit K Yunianto dan Wakil Wali Kota Palangka Raya Maryono, turut hadir langsung melakukan peninjauan lokasi kebakaran.
Terpisah, sebanyak sembilan unit rumah sekaligus toko berkonstruksi kayu di persimpangan Jalan Rajawali dan Jalan Piranha, Kota Palangka Raya, ludes terbakar, Jumat (26/10) siang. Seorang korban kebakaran bernama Edi mengatakan, api pertama kali muncul dari atap salah satu rumah yang ditinggal pergi pemiliknya. Api kemudian dengan cepat merambat ke bangunan lapak penjual voucher pulsa seluler di sisi kanannya.
Tak berselang lama, api kemudian dengan cepat menghanguskan tujuh bangunan lain yang juga berkonstruksi kayu. "Saya tahunya sudah ke atas, sudah besar. Kalau di sini itu ada orangnya," kata Edi, saat ditanya sejumlah wartawan.
Petugas pemadam kebakaran (damkar) cukup kesulitan melakukan upaya pemadaman. Selain karena konstruksi bangunan yang mudah terbakar, di sekitar lokasi kejadian juga kekurangan sumber air. Petugas damkar terpaksa menggunakan air dari saluran drainase. Kerugian materiil akibat kejadian ini diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. (jwr)
Sumber : radarsampit.net
Belum ada tanggapan untuk "Balita Terpanggang Diatas Kasur"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.