Beranda · Banjarmasin · Palangkaraya · Pangkalan Bun

Sampit-Bagendang Menggantung


SAMPIT, Nasib perbaikan kerusakan ruas jalan Sampit – Bagendang seakan digantung. Bantuan yang sebelumnya dijanjikan oleh sejumlah perusahaan besar swasta (PBS) untuk perbaikan jalan penghubung Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dan Seruyan itu, hingga kini belum bisa dilaksanakan karena masih ada beberapa PBS yang belum juga merealisasikan bantuannya.


Sampai sekarang baru lima perusahaan yang telah mengumpulkan dana untuk penanganan ruas itu. Pemkab kewalahan meminta komitmen perusahaan karena tidak ada kewajiban mengikat bagi perusahaan untuk mengumpulkan dana. Dengan kondisi seperti sekarang, dikhawatirkan jalan tersebut bakal kembali rusak berat karena kendaraan berat dan melebihi kapasitas tonase terus melintas.


“Penanganan yang ada sifatnya hanya sementara dari dana yang dikumpulkan. Informasi dari Pelindo, baru lima perusahaan yang mengumpulkan dana, tiga lainnya belum,” kata Kepala Bagian Ekonomi Setda Kotim Wim RK Benung, Jumat (28/9).


Menurut Wim, pihaknya tak bisa memaksa perusahaan yang belum mengumpulkan dana untuk segera menyetor, pasalnya, sumbangan itu sifatnya sukarela dan tidak diatur dalam aturan manapun, baik berupa perundangan atau peraturan bupati. Komitmen itu hanya berupa kesepakatan yang dibuat saat rapat dengan perusahaan beberapa waktu lalu.


Meski demikian, kata Wim, upaya menagih komitmen kesepakatan tersebut terus dilakukan. Pelindo telah menyurati perusahaan yang belum menyetor itu agar memenuhi kesepakatan. Diharapkan perusahaan bisa memenuhi kesepakatan yang dibuat tersebut mengingat jalan itu kerap dilintasi angkutan perusahaan yang sepakat membantu.


Wim menuturkan, jalan tersebut terpaksa hanya berupa penanganan biasa karena dana yang digunakan untuk pengaspalan secara permanen berupa rigid pavement belum bisa dilakukan karena anggaran yang tidak tersedia. Anggaran yang dibutuhkan diperkirakan mencapai ratusan miliar karena satu kilometer membutuhkan biaya sekitar Rp 7 – 10 miliar.


“Rencananya kita nanti ada rapat lagi dengan pihak perusahaan untuk pembangunan jalan itu agar bersifat permanen. Rencananya semua perusahaan akan dikumpulkan,” katanya.


Menurut Wim, kontribusi dari semua perusahaan sangat penting untuk ruas itu, pasalnya, ruas jalan itu merupakan jalan strategis menuju pelabuhan dan menjadi urat nadi perekonomian di Kotim. Sumbangan perusahaan dibutuhkan karena anggaran yang dimiliki pemerintah terbatas.


Sementara itu, Iwan, sopir mobil yang sering melintas di jalur tersebut menuturkan, jika penanganan dilakukan seadanya, jalan itu akan kembali rusak berat, terutama saat musim hujan, dan tidak menutup kemungkinan akan memutus jalur itu. Kendaraan berat masih melintas di atasnya. “Ya bakal rusak lagi kalau hanya ditimbun, apalagi kalau musim hujan nanti. Jalan ini sudah seharusnya diaspal cor beton, masa anggaran untuk itu tidak ada,” katanya.


Bupati Kotim Supian Hadi sebelumnya telah berencana membangun jalan tol khusus angkutan perusahaan yang selama ini dituding menjadi penyebab utama kerusakan jalan. Pembangunan tol Sampit-Bagendang (Sagendang) itu diperkirakan bisa menghasilkan pendapatan asli daerah sekitar Rp 400 juta dalam sebulan.


“Daripada kita meminta perusahaan mengumpulkan dana untuk perbaikan jalan permanen yang membutuhkan dana besar, lebih baik kita bangun jalan tol khusus bagi angkutan perusahaan. Perusahaan pun setuju dengan rencana pembangunan itu,” kata Supian beberapa waktu lalu. (ign)








Sumber: radarsampit.net

Artikel keren lainnya:

Belum ada tanggapan untuk "Sampit-Bagendang Menggantung"

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.