BORNEONEWS-ANGGOTA Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI utusan Kalimantan Tengah (Kalteng), Hamdhani mengaku prihatin atas peristiwa tawuran yang kerap terjadi di Jakarta maupun di daerah.
Menurut dia, tradisi tawuran bisa dihilangkan jika dilakukan pendekatan secara psikologis dan rutin oleh semua pihak, khususnya tenaga pendidik.
“Pelajar itu perlu didekati. Mereka harus diberi penjelasan jika tawuran itu tidak ada gunanya,” ujar Hamdhani seusai mengikuti konfrensi pers bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh.
Konfrensi pers itu merupakan reaksi M Nuh bersama senator atas peristiwa tawuran pelajar antara SMA 70 dengan SMA 6 Jakarta yang menewaskan Alawy Yusiantom siswa SMA 6, Senin (24/9).
Hamdhani memberi solusi kepada pelajar yang suka tawuran harus dibina sesuai keahliannya. Misalnya yang suka berantem bisa diarahkan untuk menekuni olahraga tinju, karate, dan taekwondo.
Dengan begitu, keahlian mereka bisa mengantarkannya untuk meraih prestasi. Selain pendekatan psikologis, pihak kepolisian harus menindak pelaku tawuran untuk memberi efek jera.
Meski di Kalteng kasus aksi tawuran pelajar relatif minim, tapi Hamdani meminta kepada semua pihak untuk melakukan antisipasi sedini mungkin terhadap potensi kenakalan anak didik, baik itu berupa tawuran maupun hal-hal yang memicu ke arah tindak kriminal seperti penyalahgunaan narkoba.
Untuk itu peran semua pihak sangat diharapkan untuk menanganinya. (RO/B-7)
Sumber: Borneonews.co.id
Belum ada tanggapan untuk "Cegah Tawuran Pelajar Maksimalkan Pendekatan Psikologis"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.