Shorea Singkawang adalah nama buah dan pohon dari genus Shorea yang hanya ditemukan di Kaimantan Barat. Singkawang merupakan nama sebuah tempat (Kotamadya-red) di Kalimantan Barat. Masyarakat Kalimantan Barat mengenal Shorea singkawang sebagai pohon Tengkawang. Pohon Tengkawang menjadi maskot (flora identitas) provinsi Kalimantan Barat.
Klasifikasi ilmiah: Kingdom: Plantae; Ordo: Malvales; Famili: Dipterocarpaceae; Genus: Shorea; Spesies: Shorea Singkawang
Pohon Tengkawang yang termasuk dalam golongan kayu kelas tiga (umumnya digolongkan sebagai Meranti Merah) mempunyai ciri-ciri khas dengan pohon yang tinggi besar, mempunyai banyak cabang dan berdaun rimbun. Tumbuhan ini hanya berbuah sekali dalam periode antara 3-7 tahun yang terjadi sekitar bulan Juni-Agustus.
Buah Tengkawang menghasilkan minyak lemak yang berharga tinggi. Minyak Tengkawang dihasilkan dari biji Tengkawang yang telah dijemur hingga kering kemudian ditumbuk dan diperas hingga keluar minyaknya.
Secara tradisional, minyak Tengkawang digunakan untuk memasak, penyedap masakan dan untuk ramuan obat-obatan. Dalam dunia industri, minyak tengkawang digunakan sebagai bahan pengganti lemak coklat, bahan farmasi dan kosmetika. Pada masa lalu tengkawang juga dipakai dalam pembuatan lilin, sabun, margarin, pelumas dan sebagainya. Minyak tengkawang juga dikenal sebagai green butter.
Di Kaliantan Barat masih banyak ditemukan pohon Tengkawang yang dipelihara dalam suatu kawasan hutan masyarakat yang dikenal dengan Tembawang (sebutan masyarakat Dayak-red). Pada daerah ini pohon Tengkawang dipelihara dengan baik untuk diambil buahnya. Setiap kali musim pohon Tengkawang berbuah, hutan tersebut akan ramai dikunjungi oleh masyarakat pemilik tembawang tersebut. Umumnya Tengkawang hidup berdapingan dengan tanaman buah-buahan yang sengaja di tanam oleh masyarakat pemilik tembawang. Tembawang ini telah ada ratusan tahun yang lalu dan diwariskan secara turun temurun oleh nenek moyang mereka.
Upaya pelestarian hutan masyarakat (tembawang) secara tradisional merupakan salah satu kearifan lokal masyarakat sekitar hutan. Tanpa adanya kearifan lokal tersebut, kemungkinan besar pohon Tengkawang sulit dijumpai lagi. Mengingat maraknya konversi hutan yang dilakukan oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit secara besar-besaran di Kalimantan.
Namun sangat disayangkan, perhatian pemerintah daerah dan pusat sangat minim terhadap masyarakat yang masih melestarikan kearifan lokal didaerahnya. Bahkan dengan alasan peningkatan APBD banyak kawasan hutan masyarakat (tembawang) yang diambil alih untuk perkebunan kelapa sawit. Masyarakat tidak memiliki kekuatan hukum (bukti surat menyurat: sertifikat, SKT) terhadap kepemilikan hutan tembawang tersebut menyebabkan dengan mudahnya terjadi pengkonversian lahan hutan menjadi areal penggunaan lainnya.
Jika kondisi ini terus berlanjut, maka keberadaan Tengkawang di Kalimantan hanya tinggal kenangan. Saat ini Shorea singkawang merupakan salah satu spesies yang dilindungi berdasarkan PP No. 7 Tahun 1999 Tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.
Belum ada tanggapan untuk "Tengkawang Tumbuhan Khas Kalimantan Barat"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.