Bekantan atau biasa disebut Monyet Belanda merupakan satwa endemik Pulau Kalimantan (Indonesia, Brunei, dan Malaysia). Bekantan merupakan sejenis kera yang mempunyai ciri khas hidung yang panjang dan besar dengan rambut berwarna coklat kemerahan. Dalam bahasa ilmiah, Bekantan disebut Nasalis larvatus, sedangkan dalam bahasa inggris disebut Long-Nosed Monkey atau Proboscis Monkey.
Klasifikasi ilmiah. Kingdom: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Mammalia; Ordo: Primata; Famili: Cercopithecidae; Genus: Nasalis; Spesies: Nasalis larvatus
Genus Nasalis terdiri atas dua subspesies yaitu Nasalis larvatus larvatus yang terdapat dihampir seluruh bagian pulau Kalimantan dan Nasalis larvatus orientalis yang terdapat di bagian timur laut dari Pulau Kalimantan.
Bekantan jantan berukuran lebih besar dari betina. Ukurannya dapat mencapai 75cm dengan berat mencapai 24kg. Kera betina berukuran 60cm dengan berat 12kg. Seekor Bekantan betina mempunyai masa kehamilan sekitar 166 hari atau 5-6 bulan dan hanya melahirkan 1 (satu) ekor anak dalam sekali masa kehamilan. Anak Bekantan ini akan bersama induknya hingga menginjak dewasa (berumur 4-5 tahun).
Komposisi pakan bekantan terdiri dari 38% daun muda, 35% buah, 15% biji, 6% tangkai buah, 3% daun tua dan 3% bunga. Jenis tumbuhan mangrove yang disukai adalah Bruguiera parviflora (31%), Bruguiera gymnorrhiza (25%), Rhizophora mucronata (23%), Rhizophora apiculata (18%), dan Avicennia speciosum (3%).
Bekantan tersebar di hutan bakau, rawa dan hutan pantai di pulau Kalimantan. Spesies ini menghabiskan sebagian waktunya di atas pohon dan hidup dalam kelompok-kelompok yang berjumlah antara 10 sampai 32 kera.
Bekantan termasuk Primata pemalas dan pemalu. Pergerakan Bekantan di dahan-dahan sangat lamban. Kadang-kadang mereka berada di dahan satu pohon seharian penuh bersama kelompoknya.
Jarak pergerakan harian bekantan minimum 522 m dan maksimum 1300 m dengan kisaran rata-rata 904 ± 117 m. Radius maksimum pergerakan kelompok bekantan dalam satu hari berkisar antara 162–500 m dengan kisaran rata-rata 371 ± 47 m.
Bekantan merupakan primata endemik di Pulau Kalimantan yang telah dinyatakan sebagai salah satu jenis dilindungi oleh Pemerintah Indonesia berdasarkan PP No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Bekantan (Nasalis larvatus) oleh IUCN Redlist sejak tahun 2000 dimasukkan dalam status konservasi kategori Endangered (Terancam Kepunahan) setelah sebelumnya masuk kategori “Rentan” (Vulnerable; VU). Selain itu Bekantan juga terdaftar pada CITES sebagai Apendix I (tidak boleh diperdagangkan secara internasional)
Belum ada tanggapan untuk "Si hidung Besar, Satwa Endemik Kalimantan"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.