|
Prestasi Atau Prestise |
penghargaan merupakan satu dari sekian banyak hal yang membuat seseorang atau organisasi untuk berbuat.
sebab, penghargaan tidak hanya merupakan sebuah
prestasi tapi menjadi sebuah prestise.
di negara ini, penghargaan seperti adipura bagi kota/kabupaten tebersih atau adiwiyata bagi sekolah tebersih menjadi satu dari sejumlah tujuan pemerintah daerah dan sekolah.
jika pada biasanya menjelang penilaian adipura, seperti sekarang ini, pemerintah daerah sibuk menyiapkan titik-titik penilaian, kini sejumlah sekolah yang ikut latah menyiapkan diri agar bisa mendapat penghargaan adiwiyata.
setiap sekolah dapat diajukan oleh pemerintah daerah sebagai calon sekolah adiwiyata sesuai dengan kuota yang ditetapkan oleh kantor kementerian negara lingkungan hidup.
pengajuan calon dilakukan dengan mengisi kuesioner dan menyertai lampiran yang diperlukan, sesuai dengan formulir yang telah disediakan oleh kantor negara lingkungan hidup.
selanjutnya, calon sekolah adiwiyata akan diteliti lebih lanjut oleh dewan pertimbangan adiwiyata.
yang sangat disayangkan adalah, ada kesan sebuah sekolah yang disiapkan pemerintah daerah untuk mendapat penghargaan itu ‘disulap’ bahkan ‘dipaksa’ untuk siap.
bukan benar-benar ditunjuk karena sekolah itu siap dan pantas meraih penghargaan adiwiyata.
fakta di lapangan, sekolah yang ditunjuk pemerintah daerah sebagai calon sekolah adiwiyata dipermak sedemikian rupa agar memenuhi kriteria penilaian.
ratusan pelajar di sekolah itu diminta partisipasinya.
mulai dari masing-masing diminta menyumbang satu bunga lengkap dengan pot per orang, dikerahkan untuk membikin taman, membikin kolam ikan dan hal lainnya agar memenuhi kriteria penilaian.
bukan hanya tenaga, ada juga sekolah yang meminta partisipasi pelajar atau orangtua murid dalam hal pendanaan.
ini semua dilakukan untuk mendapatkan penghargaan.
fakta di lapangan juga menunjukkan para anak didik diminta sumbangan untuk membikin banner atau spanduk berisi ucapan selamat datang kepada para tim penilai.
pada prinsipnya semangat untuk menciptakan sekolah-sekolah adiwiyata di negeri ini dilakukan secara instan.
artinya setiap sekolah yang ditunjuk pemerintah daerah sebagai calon, bukanlah sekolah yang dari sejak lama memang menanamkan pola-pola adiwiyata di lingkungan sekolah tanpa memiliki tujuan untuk meraih penghargaan tersebut.
sekolah yang dimaksud adalah sekolah yang benar-benar sadar akan lingkungan dan menanamkan nilai-nilai positif pada pelajarnya.
bukan sekolah yang tiba-tiba berbenah dalam waktu singkat untuk menghadapi penilaian, guna memenuhi ambisi pejabat pemerintah daerah agar ada sekolah di lingkup daerahnya yang meraih gelar sekolah adwiyata.
sama seperti halnya penghargaan adipura yang juga dilakukan persiapan hanya saat menjelang penilaian, hal-hal seperti ini adalah pola instan.
artinya, setelah penilaian berlalu kondisi kebersihan dan keasrian kota kembali ke kondisi semula, kotor.
jika untuk penghargaan adipura yang terlibat adalah para orang tua, sangat disayangkan dalam penghargaan adiwiyata secara tidak langsung dan tanpa disadari para orang tua telah mengikutkan anak-anak.
perlu kebijaksanaan dan kesadaran semua pihak agar semangat menuju kota bersih dan sekolah bersih yang dilakukan berdasar persiapan sejak dini, bukan yang instan.
dengan demikian, apa yang didapatkan benar-benar karena penghargaan, bukan karena prestise.
(*)
googletag.
cmd.
push(function() { googletag.
display('div-banjarmasin-article-bottom-signature'); });
)
Source from: banjarmasin[dot]tribunews[dot]com
Belum ada tanggapan untuk "Prestasi Atau Prestise"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.