|
Air Minum Pun Berasa Getah |
banjarmasin, bpost - nurul duduk di teras rumahnya, di desa tanipah, aluh aluh, banjar, sambari mengelus-elus perutnya yang membesar karena kandungannya sudah mencapai usia sembilan bulan.
beberapa kali, dia menenggak
air dalam kemasan plastik untuk mengusir haus.
nurul mengaku tidak berani minum
air yang berasal dari sungai.
takut berpengaruh pada bayi di kandungannya.
“
air sungainya keruh sekali,” ucapnya kepada bpost, kemarin.
terjadinya pencemaran limbah batubara terhadap per
airan di kawasan muara barito –baca bpost edisi kemarin– tidak hanya mempengaruhi hasil tangkapan nelayan dari desa tersebut.
imbas lain adalah terganggunya pasokan
air bersih untuk 1.
677 orang yang tinggal di sana.
berdasar pantauan, mereka tidak lagi secara langsung menggunakan
air sungai, tetapi diendapkan dulu selama 4-5 hari di tandon.
“endapannya berupa lumpur pekat.
kami juga terpaksa menggunakan obat penjernih.
bila langsung dimasak lalu diminum, rasanya seperti bergetah di tenggorokan.
tidak enak,” ujar ketua rt 3, samadi.
menurut dia, warga tetap mengandalkan
air sungai meski kondisinya sudah tidak sehat karena
air leding belum mengalir, meski pipanya sudah terpasang.
bagi yang memiliki uang, terkadang membeli
air bersih.
satu rumah biasanya memerlukan 6-10 jeriken
air.
satu jeriken berisi 25 liter
air.
harga satu jeriken rp 2.
500.
“
air di jeriken itu diambil dari kecamatan aluh aluh lalu dijual menggunakan kelotok,” tegasnya.
saat dihubungi kepala blhd (badan lingkungan hidup daerah) kalsel ikhlas mengakui sungai barito sudah tercemar.
bahkan tingkat pencemarannya sudah melebihi amang batas minimal.
karena itu, dia telah meminta kepala daerah dan instansi teknis di daerah sepanjang sungai barito, berupaya menurunkan beban pencemaran di sungai barito.
melalui cara itu diharapkan upaya pengelolaan sungai barito agar kualitas
airnya dapat diperbaiki, bisa berlangsung optimal.
“mungkin (pencemaran itu akibat) limbah dari batubara.
ya, itulah faktanya,” tegas ikhlas.
berdasar pantauan koran ini di muara barito, terdapat banyak limbah di pertemuan arus sungai dan laut.
limbah yang diduga ceceran batubara itu membentuk uih berwarna kuning keemasan.
menurut para nelayan, tidak hanya kapal milik perusahaan dalam negeri, tiap harinya paling sedikit 10 kapal asing –terutama berbendera cina, india, singapura dan jepang – yang menjatuhkan limbah batubara dan limbah rumah tangga dalam kapal.
“aktivitas kapal asing di muara tidak pernah sepi.
paling sedikit 10 kapal yang melakukan pemuatan batubara dari tongkang ke kapal.
kalau lagi ramai bisa sampai 50-an kapal,” ujar seorang nelayan, fitri.
direktur eksekutif walhi (wahana lingkungan hidup) kalsel dwitho frasetyandi mengatakan pencemaran yang terjadi di muara barito adalah akumulasi limbah seperti sampah rumah tangga, sampah industri dan hasil eksploitasi batubara.
“untuk kebijakan sebenarnya sudah diwacanakan adanya pengelolaan das (daerah aliran sungai) kalsel dan kalteng.
namun, sejauh ini saya belum tahu apa saja yang akan dilakukan terkait kebijakan itu,” katanya.
sementara anggota dprd kalsel, ibnu sina mengatakan, terkait kasus pencemaran di sungai barito, pada dua tahun lalu, blhd kalsel pernah meneliti dan menemukan kandungan logam berat merkuri di atas ambang batas.
“ini cukup mengkhawatirkan karena sungai barito itu urat nadi kehidupan sungai masyarakat.
belum lagi konsumsi ikan dari per
airan ini yang cukup tinggi tentu akan membahayakan.
harus ada penertiban untuk mencegah agar tidak bertambah parah,” ucap dia.
(kur)
terkait    #sungai barito tercemar
penulis: nia kurniawan
editor: halmien
sumber: banjarmasin post edisi cetak
tweet
)
Source from: banjarmasin[dot]tribunews[dot]com
Belum ada tanggapan untuk "Air Minum Pun Berasa Getah"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.