Orangtua Murid Selalu Waswas |
banjarmasinpost.co.id,barabai - kondisi murid-murid sdn labuhan batu, yang harus berjuang melawan arus sungai menggunakan lanting atau rakit bambu setiap ke sekolah, sontak mendapat perhatian pemkab dan dprd hst.
wacana perbaikan atau membikin jembatan gantung baru, mengemuka.
pasalnya, jembatan gantung yang semula ada di kawasan itu hancur diterjang banjir, 10 januari 2014 lalu.
namun, wacana itu terkendala oleh pendanaan.
anggaran mana yang akan digunakan.
salah seorang anggota dprd hst, hermansyah berpendapat pemkab bisa menggunakan dana tanggap darurat atau dana tak terduga di pos badan penanggulangan bencana daerah (bpbd).
anggota komisi iii yang membidangi pembangunan ini menegaskan, tidak ada alasan menunda pembangunan kembali jembatan tersebut karena fungsi dana tanggap darurat bisa dikeluarkan dalam kondisi yang sangat diperlukan masyarakat.
“soal kekhawatiran pos anggaran di bpmpd masih minim, bisa ditambah di abpd perubahan.
yang penting atasi dulu masalah ini,” kata dia.
herman juga meminta bpbd aktif mengajukan proposal, baik ke pemprov maupun pemerintah pusat untuk perbaikan infrastruktur daerah pascabencana.
pasalnya, jika mengandalkan apbd perubahan, memerlukan waktu yang lama.
paling cepat enam bulan.
“apalagi jika menggunakan apbd, harus menunggu setahun lagi.
jadi solusinya dana darurat bencana digunakan dulu.
nantinnya diganti melalui apbd perubahan,” kata herman.
pendapat senada dilontarkan legislator lain, supriadi.
“soal cukup tidaknya dana darurat, kan nanti bisa ditambah lagi dari apbd perubahan.
yang terpenting pelayanan terhadap masyarakat tidak diabaikan.
jangan sampai pula ada korban gara-gara tiap hari menyeberang menggunakan lanting, terlebih jika arus sungai deras,” katanya.
menanggapi itu, kepala sekretariat bpbd hst armand mengatakan saat ini lembaganya asih dalam masa peralihan dari kantor menjadi badan.
hal tersebut membuat pencairan dana tanggap darurat berdasarkan peraturan bupati tahun 2013 tidak bisa diterapkan lagi.
“untuk peraturan bupati yang baru masih dibuat konsepnya.
pada peraturan itu, prosedurnya akan nanti lebih sederhana.
bisa mempercepat proses pengeluaran dananya,” ujarnya.
sembari menunggu terbitnya peraturan itu, bpbd berkoordinasi dengan dinas pekerjaan umum (pu) untuk mengajukan proposal bantuan dana tak terduga kepada pemprov, untuk membangun kembali jembatan tersebut.
seperti diberitakan bpost edisi kemarin, putusnya jembatan gantung yang diterjang banjir 10 januari 2014 lalu, memutus akses dari desa labuhan seberang ke labuhan.
dampaknya, murid sdn labuhan dari labuhan seberang, harus menggunakan rakit saat menuju dan pulang dari sekolah.
untung saja, saat ini arus sungai belum deras, namun kekhawatiran muncul jika terjadi arus deras karena tidak ada orang dewasa yang mendampingi mereka.
salah seorang warga desa labuhan seberang, susi kasmina mengaku para orangtua murid selalu waswas jika anaknya pergi ke sekolah.
apalagi, pernah ada salah satu murid, trecy agustina tercebur ke sungai hingga seragam dan buku-bukunya basah.
“dia tercebur karena takut dan tak terbiasa naik lanting.
teman-temannya yang menolong ikut basah.
akhirnya mereka terlambat ke sekolah,” kata dia.
mengapa orangtua murid tidak mengantar? susi mengatakan mereka tidak bisa mendampingi karena harus ke ladang untuk bercocok tanam.
“orangtua bukannya tidak khawatir, tapi kondisi yang membuat mereka merelakan anak-anak naik lanting.
mereka ingin anak-anak tetap sekolah, agar pintar dan jadi orang sukses,” kata dia.
kesedihan melihat perjuangan murid-murid itu diungkapkan warga hst yang tinggal dibanjarmasin, wirianto hadi.
setelah membaca liputan tentang mereka, wirianto langsung menghubungi koran ini.
“saya sedih melihatnya.
mereka harus berjuang dan menantang bahaya, demi sekolah.
semoga ini menjadi perhatian pemerintah dan dprd,” ucap pria yang juga lahir di desa labuhan ini.
meliburkan dirikemarin, murid-murid tersebut meliburkan diri ke sekolah.
pasalnya, air sungai batangalai meninggi.
mereka tak berani menyeberang menggunakan rakit karena arus sungai juga deras.
“sebenarnya kami ingin tetap ke sekolah tetapi takut arusnya.
juga dilarang orangtua,” kata salah seorang murid, bilgayatri.
di hari-hari biasa tidak takut? “kata bapak, aku sudah gede, jadi tidak boleh takut.
bapak baru melarang kalau airnya sedang dalam dan arusnya deras seperi hari ini,” kata bilgayatri yang pernah terjatuh dari rakit.
saat itu dia kurang kuat menarik tali pengendali rakit.
akibatnya rakitnya berputar diterjang arus air dan bocah itu jatuh ke sungai.
terkait    #sdn labuhanbatu
penulis: hanani
editor: sigit rahmawan abadi
sumber: banjarmasin post edisi cetak
tweet
)
Source from: banjarmasin[dot]tribunews[dot]com
Belum ada tanggapan untuk "Orangtua Murid Selalu Waswas"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.