Sutini Tewas Sebelum Terima Uang |
surabaya,
bpost - nasib tragis dialami warga rt 3 desa besuki, porong, sidoarjo,
jatim, sutini (50).
korban luapan lumpur itu meninggal saat menuntut
haknya di kantor badan penanggulangan lumpur sidoarjo (bpls) di jalan
gayung kebonsari, surabaya, rabu (29/5).
perempuan yang belum
lama ditinggal meninggal suaminya itu mendadak mengembuskan napas
terakhir saat mengurus ganti rugi tanah dan bangunan di kantor bpls
akibat bencana industri yang ditimbulkan pt lapindo brantas, anak
perusahaan bakrie grup.
kerabat sutini, mulyadi mengatakan
perempuan itu bersama sekitar 60 warga desa besuki hendak
mengurus pelunasan sisa 80 persen pembayaran dan pembuatan akta jual
beli tanah dan bangunan tahun anggaran 2013.
sutini menumpang mobil secara berombongan menuju kantor bpls sekitar
pukul 08.
00 wita.
selama perjalanan, sutini memilih tidur.
"kemarin malam dia memang mengeluh sesak napas," kata mulyadi.
beberapa
kerabat sutini sebenarnya sudah memintanya berobat ke rumah sakit.
"namun dia memaksa ikut karena hari ini hari terakhir pengurusan untuk
rt 3.
apalagi, tanda tangan dia diperlukan untuk mendapat ganti rugi.
rencananya setelah urusan itu selesai, dia baru ke rumah sakit," ucap
dia.
sutini yang hingga ajal menjemput, belum memiliki keturunan
itu memiliki tanah dan bangunan yang kini terkubur lumpur.
"nilai ganti
ruginya ada yang rp 100 juta dan rp 150 juta," kata mulyadi.
bagian
hubungan masyarakat bpls, dwinanto hesti prasetyo mengatakan sangat
terkejut mengetahui kejadian itu.
selain menyatakan berbelasungkawa, dia
mengatakan bpls akan segera memenuhi hak sutini.
"keluarga korban telah
menerima kondisi tersebut," kata dia.
kemarin adalah tujuh tahun
tragedi semburan lumpur
lapindo.
untuk memperingatinya, ratusan korban menggelar aksi dengan
membawa ogoh-ogoh (patung kertas) salah satu anggota keluarga bakrie
yang menjabat ketua umum dpp partai golkar, aburizal bakrie (ical).
ratusan
orang peserta demo memulai aksinya dari pasar porong lama, kemudian
berjalan kaki sekitar 500 meter menuju tanggul lumpur di titik 21 desa
siring.
selama perjalanan itu, sebanyak delapan orang memanggul
ogoh-ogoh ical.
selain membawa ogoh-ogoh ical yang mengenakan jas
warna kuning dan memakai kacamata, warga juga membawa poster yang di
antaranya bertuliskan desoku hancur mergo lumpur (desaku hancur karena
lumpur).
diiringi musik khas daerah tersebut, patrol, mereka
lantas membuang ogog-ogoh ical ke ke kolam penampungan lumpur.
selain
itu mereka juga membikin monumen.
direktur wahana lingkungan
hidup indonesia (walhi) jatim, bambang catur nusantara menegaskan korban
luapan lumpur akan selalu menuntut pemulihan
sepenuhnya kehidupan mereka.
"monumen ini sebagai pengingat
perjuangan korban lumpur yang menuntut haknya.
mereka dulu pernah
tinggal di kawasan yang kini sudah menjadi hamparan lumpur," kata
bambang.
(surya/nas/tik)
Source from: banjarmasin[dot]tribunews[dot]com
Belum ada tanggapan untuk "Sutini Tewas Sebelum Terima Uang"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.