Beranda · Banjarmasin · Palangkaraya · Pangkalan Bun

Preman Jual Antrean Solar




Preman Jual Antrean Solar
Preman Jual Antrean Solar





banjarmasinpost.co.id, banjarmasin- panjangnya antrean di stasiun pengisian bahan bakar umum (spub) adalah permasalahan yang tak kunjung terselesaikan di kalsel.
tragisnya, di balik berlarut-larutnya masalah antrean itu diduga terjadi kongkalikong antara preman dan 'oknum' aparat kepolisian.
berdasar penelusuran bpost di sejumlah spbu di banjarmasin, bentuk kerja sama itu adalah 'penataan' antrean dan pengelolaan uang setoran dari para sopir terutama sopir truk yang hendak membeli solar.
apabila mereka memberi sejumlah uang, maka tidak perlu antre lama.
apalagi bila setorannya besar, antrean bisa diabaikan.
sejumlah sopir mengaku, meskipun jengkel terhadap aksi tersebut, namun tidak bisa berbuat apa-apa karena mereka sangat membutuhkan solar dalam waktu cepat.
makin lama antrean, kian besar kerugian yang ditanggungnya.
"pungutan itu biasanya disebut uang parkir.
seringnya terjadi di kala malam," tegas seorang sopir, gonzales (nama rekaan), kemarin.
memang, di provinsi yang kaya raya batu bara ini, kerap terlihat pemandangan truk-truk diparkir memanjang di pinggir jalan dekat (luar area) spbu.
kendaraan itu sengaja diparkir di situ agar mendapat antrean pembelian solar saat spbu dibuka.
berdasar pantauan koran ini di salah satu  spbu di kawasan batas kota, setidaknya beberapa pemungut setoran yang diduga preman.
mereka mengancam memindah antrean truk ke posisi belakang jika sang sopir menolak memberi setoran.
sebaliknya, bila ada yang menyetor lebih banyak, mereka akan memberi tempat di antrean depan.
tragisnya, aksi tersebut dilakukan secara terang-terangan.
bahkan, terkadang ada oknum polisi yang ikut bergabung dengan mereka untuk 'menata' antrean.
"saya diminta bayar rp 15 ribu.
yang menagih preman dan oknum polisi.
semua sopir truk harus bayar, jika tidak mau harus antre paling belakang.
risikonya, bisa kehabisan solar kan, jadi ya mau tidak mau membayar," ucap gonzales.
di spbu lain, aksi pungli serupa terjadi.
bahkan, di salah satu spbu dalam kota, setoran yang harus dipenuhi mencapai rp 50 ribu per truk.
"penagihnya bilang untuk memberi aparat.
mereka mengancam melarang kami antre jika tidak mau membayar," ucap sopir lain, mario (nama samaran).
dia mengungkapkan, saat meminta setoran itu, para preman terkadang membawa senjata tajam sehingga membuat para sopir tidak berani melawan.
mereka mengancam merusak truk dan sopir apabila tetap antre tetapi tidak mau memberi setoran.
"polisi tahu kok.
tetapi mereka diam saja karena kabarnya ada yang ikut menerima bagian," kata dia.
saat memantau di salah satu spbu di kawasan a yani, luar banjarmasin, koran ini menemukan kondisi serupa.
bahkan, terkadang para preman menjanjikan tidak perlu antre karena bisa saja langsung mendapat solar.
syaratnya, memberi mereka rp 50 ribu.
sementara apabila sebatas ingin mendapat antrean di bagian depan, cukup membayar rp 20 ribu hingga rp 30 ribu.
"kami bingung melapor ke mana karena kabarnya mereka (preman) itu berani karena bekerja sama dengan oknum polisi.
mereka mengaku menyetorkan sebagian dari yang diterimanya," kata sopir lain, valentino (nama rekaan).
saat dikonfirmasi, kabid humas polda kalsel, akbp sunyipto menegaskan, sesuai  instruksi kapolda kalsel brigjen taufik ansorie, jajaran polisi di provinsi ini tetap intens melakukan pengawasan terhadap pendistribusian bbm.
"baik itu yang ada di luar maupun di dalam spbu," ujar dia.
mengenai dugaan keterlibatan oknum polisi dalam 'pengaturan' antrean pembeli bbm di spbu, sunyipto menegaskan akan ada tindakan tegas apabila memang ada polisi yang terbukti membantu kelompok preman tersebut atau pelangsir.
"semua akan ditindak tegas baik itu preman maupun polisi yang terlibat.
sanksi akan diberikan bila benar terbukti membantu pelangsiran," tegasnya.
pernyataan serupa diucapkan kabid propam polda kalsel, akpb winarto.
"jika memang ada, silahkan melapor.
masyarakat harus berani melapor.
kami siap bertindak dan menelusurinya.
hingga saat ini kami belum menerima laporan tersebut," katanya.
ditegaskan winarto, penempatan polisi di spbu bertujuan untuk menjaga agar situasi tetap kondusif.
mereka harus tegas menindak jika ada pelanggaran dalam pendistribusian bbm.
"kami tidak main-main.
akan bertindak tegas jika ada anggota kepolisian yang justru bersikap 'nakal' dalam permasalahan bbm.
tetapi kami perlu laporan dari masyarakat," tegas winarto.
sementara salah seorang pengawas spbu, ari mengatakan tidak mengetahui dugaan terjadinya kongkalikong itu karena terjadi di luar area spbu.
"kami setuju masalah ini diungkap di bpost.
kami dukung.
kami juga akan bergerak dan melawan tindakan para preman, tentunya dengan bekerja sama dengan polsek setempat," ujarnya.
(tim)


Source from: banjarmasin[dot]tribunews[dot]com

Artikel keren lainnya:

Belum ada tanggapan untuk "Preman Jual Antrean Solar"

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.