Kekuatan Para Pemimpin Sejati |
oleh: h gusti makmur lc mfil imahasiswa program doktor iain antasari banjarmasinpara pemimpin besar telah banyak lahir dalam sejarah umat manusia, ada pemimpin menjadi besar karena hartanya, ada pemimpin besar karena ketenarannya, ada juga pemimpin yang dianggap besar ketika mereka hidup, setelah mereka tiada mereka mendapat cacian dan celaan.
pemimpin seperti ini adalah pemimpin otoriter dan korup, kekuasaan menjadi alat untuk memperkaya diri sendiri, keluarga, dan golongannya.
mereka sibuk menyemir sepatu para pengusaha, tetapi lupa mengurus kehidupan rakyat.
pemimpin sejati akan dicintai dan dikenang sepanjang masa, pemimpin sejati menjadi besar bukan karena faktor harta atau jabatan, tetapi karena kemuliaan akhlaknya, mengedepankan kesantunan, hidup sederhana, dan berpihak kepada kaum dhuafa.
setelah tidak menjabat lagi jasa mereka akan dikenang dan dijadikan sebagai suri tauladan bagi pemimpin selanjutnya.
seorang ulama yang bernama ibnu al-muqaffa mengatakan, jangan merasa bangga dengan penghormatan orang atas kedudukanmu di dunia ini, karena penghormatan akan berakhir dengan habisnya harta dan berakhirnya kekuasaan, berbanggalah bila penghormatan itu diberikan kepadamu karena agama dan akhlakmu.
fir'aun adalah contoh pemimpin otoriter, memimpin dengan angkuh karena mengira kekuasaan dan tentara yang dia miliki dapat menyelamatkan dirinya, karena kesombongan fir'aun, maka dia dan tentaranya dibinasakan allah dengan ditenggelamkan kedalam gelombang lautan merah ketika mengejar nabi musa dan pengikutnya.
pada zaman sekarang banyak pejabat memaknai predikat pemimpin sebagai suatu kekuasaan, kedudukan dan gengsi, bukan suatu amanah.
karena itu banyak pejabat yang berpikiran untuk mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya saat masih menjabat dan menduduki posisi sebagai pemimpin.
islam memberi petunjuk kepada kita semua untuk memilih pemimpin yang kuat lagi dapat dipercaya.
pemimpin yang mempunyai beberapa kemampuan, di antaranya :pertama, mampu mengendalikan emosi dan hawa nafsu agar mampu mengajak orang lain kepada kebaikan.
rasulullah saw bersabda : orang yang kuat bukanlah orang yang menang bertarung dan berkelahi melawan orang lain.
orang yang kuat adalah orang yang dapat mengendalikan hawa nafsunya sendiri.
contoh hawa nafsu yang buruk seperti dendam, iri hati, dengki, rakus, sombong, korup, kejam, zalim, dan sebagainya.
kemampuan mengendalikan hawa nafsu lebih berat dibandingkan melawan musuh dalam peperangan.
karena hawa nafsu tidak nampak oleh kasat mata.
jika seorang pemimpin tidak mampu memimpin dirinya sendiri, maka dia tidak akan bisa memimpin orang lain, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
kedua, mampu bersyukur atas nikmat dan merasa cukup dengan anugerah yang allah berikan, pemimpin yang bersyukur adalah pemimpin yang tidak haus harta benda, dan tidak mengejar kekayaan dengan cara yang salah dan berlumuran dosa.
tidak melakukan korupsi, kolusi, manipulasi, dan semacamnya.
manusia yang benar-benar kaya adalah orang yang merasa cukup dengan apa yang dia miliki walaupun jumlahnya sedikit, sedangkan manusia miskin adalah orang yang selalu merasa kurang walaupun mempunyai harta yang banyak.
ketiga, mempunyai kemampuan membaca situasi dengan pengetahuan yang bijaksana.
dengan cara ini seorang pemimpin dapat berempati kepada orang yang dipimpinnya.
empati dapat dimunculkan jika seorang pemimpin sering menggunakan mata hati, bukan dengan mata kepala untuk mengatasi berbagai persoalan.
mata hati seorang pemimpin dapat menembus kedalam batin dan psikis orang-orang yang dipimpinnya, sedangkan mata kepala hanya dapat melihat wujud fisik dan luar.
ketiga kemampuan di atas adalah penjabaran arti kuat dalam pribadi seorang pemimpin, dan ketiga kemampuan tersebut harus dimiliki oleh seorang pemimpin, dengan tiga kemampuan itu seorang pemimpin akan mampu mengendalikan orang banyak, diapun tidak akan menjadi orang pelit dan mampu memberi dan berbagi rezeki karena telah merasa cukup, serta banyak mendengar suatu hati, aspirasi dan pendapat orang lain.
selain itu pemimpin juga harus dapat dipercaya atau punya sifat amanah, ciri-ciri pemimpin yang bersifat amanah, antara lain :seperti, punya kemampuan mengungkapkan sesuatu dengan sebenar-benarnya.
jujur dengan penghasilan yang didapatkan selama memimpin, apakah murni dari gaji atau bercampur dengan uang hasil menyemir sepatu para pengusaha.
seorang pemimpin harus mampu melaksanakan tugas sebaik-baiknya secara ikhlas, jujur dan tanpa pamrih.
kemampuan seperti ini sudah menjadi barang langka, orang jujur dikatakan sebagai orang kolot, masyarakat gampang ditipu oleh pemimpin yang hanya bisa mengumbar janji kosong, tanpa ada bukti dan realisasinya, kualitas seorang pemimpin berkaitan dengan kualitas masyarakat yang memilihnya.
rasulullah bersabda: keadaan kalian sangat menentukan bobot pemimpin yang kalian pilih (hr muslim), hadis ini menunjukkan bahwa seorang pemimpin adalah cerminan dari kondisi masyarakat, demikian juga sebaliknya.
masyakarat yang tidak berpikiran jauh kedepan maka akan salah memilih, mereka akan memilih pemimpin yang bermentalkan korup, otoriter, zalim, dan sewenang-wenang.
kemudian, pemimpin harus mampu membersihkan hati dari hal-hal yang kotor dan belenggu-belenggu yang menutupinya.
pemimpin yang berhati bersih dan berjiwa ikhlas akan mampu menangkap suara kebenaran dari tuhan.
pemimpin yang berhati bersih dan berjiwa ikhlas akan mengemban tugas dan jabatan untuk mensejahterakan rakyat, bukan untuk menumpuk harta dan kekayaan.
pemimpin pada masa sekarang khususnya di indonesia sering menjalankan tugasnya dengan semangat menumpuk kekayaan.
korupsi di indonesia bukan sekedar menjadi kultur dan budaya, tetapi sudah menjadi peradaban yang telah berurat dan berakar.
(*)makmurkairo@yahoo.
com
Source from: banjarmasin[dot]tribunews[dot]com
Belum ada tanggapan untuk "Kekuatan Para Pemimpin Sejati"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.