Silaturahmi dalam Catatan Sejarah |
oleh: kh husin naparinsuatu kebiasaan nabi saw pada tahun-tahun pertama hijrah di madinah, mempersaudarakan setiap pendatang baru dari makkah (muhajirin) dengan seorang penduduk madinah (anshar).
sa’ad bin rabi’ dipersaudarakan dengan abdurrahman bin auf yang hanya membawa tangan kosong dari makkah.
sa’ad berkata: “wahai saudaraku aku termasuk penduduk madinah yang memiliki banyak harta.
lihat olehmu dan ambil mana yang kau sukai, aku mempunyai dua orang istri, pilih olehmu mana yang engkau ingini, aku ceraikan dan nanti setelah genap iddahnya kau boleh kawin dengannya.
”abdurrahman bin auf menjawab: barakallahu fi maalika wa ahlika, artinya: “semoga allah memberkahi harta dan keluargamu, tunjukkan kepadaku di mana pasar.
”demikian pribadi seorang mukmin terhadap mukmin lainnya sampai istri mau dibagi dua, tetapi si mukmin lainnya tidak mau membebani saudaranya, ia ingin bekerja sendiri.
abdurrahman-pun berusaha dengan berdagang sehingga menjadi kaya raya.
al-waqidi tidak mempunyai persediaan apa-apa untuk menyambut hari raya bagi keluarganya.
ia pun datang kepada sahabatnya hasyim untuk meminta bantuan uang.
hasyim termenung, akhirnya satu bungkusan berisi uang seribu dirham ia berikan kepada al-waqidi.
al-waqidi pulang membawa uang itu.
setibanya di rumah dan uang itu diserahkan kepada istrinya, tak dikira sahabatnya abbas datang menemuinya untuk meminjam uang seribu dirham.
tanpa pikir panjang bungkusan seribu dirham yang diterimanya dari hasyim, ia serahkan kepada abbas.
abbas pulang dengan gembira.
tetapi baru saja ia tiba di rumah, datanglah sahabatnya hasyim meminjam uang seribu dirham.
uang yang baru saja diterimanya dari al-waqidi, ia serahkan kepada hasyim.
alangkah terperanjatnya hasyim, karena ternyata bungkusan uang yang ia terima itu ternyata adalah bungkusan uang yang ia serahkan kepada al-waqidi.
rupanya terjadi sebuah lingkaran, hasyim membantu al-waqidi, al-waqidi membantu abbas dan abbas membantu hasyim.
perang yarmuk terjadi pada tahun 13 h.
alangkah banyaknya korban.
mayat bergelimpangan, darah mengalir menganak sungai, jerit dan rintih terdengar di sana-sini.
huzaifah al-adawi berjalan dengan hati-hati mencari keponakannya yang luka parah memanggilnya.
anak itu ditemukan, sebotol air yang dibawa, ia berikan kepadanya, seraya bekata: “wahai anakku ini air yang engkau pesan.
” botol air didekatkan ke mulut anak itu, tetapi ketika keponakannya hendak meminum, terdengar rintihan di tempat lain.
mendengar hal itu keponakannya berkata: “paman berikanlah air ini kepada orang yang merintih itu, barangkali ia lebih memerlukan daripada aku.
” air pun dibawa ke tempat rintihan itu, ternyata rintihan itu berasal dari hisyam bin ash yang luka parah pula dan kehausan.
air diberikan kepadanya, tetapi sewaktu hisyam mau meminumnya terdengar lagi rintihan di tempat lain.
hisyam berkata: “berikan air ini kepada orang yang merintih itu, tentu ia lebih memerlukan dari pada aku.
”huzaifah pun membawa air itu ke tempat di mana rintihan itu terdengar.
sesampainya di sana ternyata orang itu telah meninggal kehausan.
huzaifah kembali ke tempat hisyam untuk memberikan air yang dibawanya, setibanya di situ ternyata hisyam telah wafat.
huzaifah meloncat lagi ke arah keponakannya, setibanya di tempat itu ternyata keponakannya pun telah meninggal dunia pula.
demikian persaudaraan dan kasih sayang antarumat beriman pada zaman dahulu, di saat-saat terakhir masa kehidupan masih mementingkan orang lain daripada diri sendiri.
(*)
Sumber: tribunews[dot]com
Belum ada tanggapan untuk "Silaturahmi dalam Catatan Sejarah"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.