Misteri Peluru 7,62 Milimeter |
banjarmasinpost.co.id, yogyakarta - tragedi penyerangan lembaga pemasyarakatan iib cebongan, sleman, diy, sabtu (23/3) dinihari lalu, meninggalkan barang bukti 31 selongsong peluru.
"sebanyak 31 selongsong dan 19 proyektil yang ditemukan di lokasi kejadian menunjukkan ukuran peluru 7,62 milimeter (mm)," kata kabid humas polda diy, akpn anny pudjiastuti, kemarin.
peluru kaliber itu biasa digunakan untuk senapan ak-47 buatan uni soviet.
pascakejadian maut yang menewaskan empat tahanan tersebut, tudingan diarahkan ke tni.
pasalnya, keempat tahanan polda yang baru beberapa jam dititipkan di lapas cebongan itu adalah tersangka kasus dugaan pembunuhan terhadap mantan personel group ii kopassus, karang menjangan, kartasura.
beberapa kali, pangdam iv diponegoro mayjen hardiono saroso membantah dan menjamin tidak ada tentara yang terlibat kasus keji tersebut.
bantahan juga diucapkan kepala badan intelijen nasional (bin) marciano norman.
"setahu saya, itu sudah bukan standar tni lagi," kata kdia,namun belum tentu juga tni tidak menggunakan senjata dengan peluru kaliber 7,62 mm.
pada rencana pengadaan alutsista melalui pinjaman dalam negeri 2010-2014, mabes tni memesan lebih dari 40 ribu butir kaliber 7,62 mm untuk senapan sniper/runduk.
tidak itu saja, tni angkatan udara juga mencantumkan rencana pengadaan hampir satu juta butir kaliber 7,62 mm.
peluru kaliber tersebut juga sudah diproduksi pindad.
berdasar situs pindad, kaliber itu mempunyai keistimewaan: andal dan akurasi.
disebutkan, kaliber 7,62 mm dengan kode mu11-tj tidak saja digunakan untuk senapan ak-47.
tapi juga dapat digunakan untuk senapan sabhara rifle cal.
7.
62 x 45 mm/sb1.
senapan ini merupakan varian dari jenis ss1 yang banyak digunakan tni dan polri.
siapa pengguna peluru itu? "sebenarnya soal kaliber memang tidak bisa dituduhkan itu punya siapa, namun memang biasanya peluru dengan kaliber seperti itu merupakan milik tni atau polri," ujar pengamat militer mufti makarim.
menurut mufti, untuk membuktikan harus ada uji balistik agar bisa mengetahui jenis senjata apa yang digunakan dalam penyerangan dalam lapas cebongan.
"harus dilakukan uji balistik dengan cara melakukan uji tembak," kata dia.
mufti mengatakan, orang atau kelompok luar tni dan polri juga bisa menggunakan senjata laras panjang dengan peluru kaliber 7,62 mm.
namun harus dengan surat kepemilikan khusus.
pasalnya, senjata yang berpeluru kaliber itu dikhususkan untuk kebutuhan pengamanan.
terlebih, kasus penyelundupan senjata di negara ini belum bisa sepenuhnya teratasi setelah gejolak di aceh dan papua.
"banyak kelompok yang bisa mempunyai jenis senjata itu," ujar mufti.
lapas cebongan diserang belasan orang mengenakan cadar dan kabarnya bersenjata senjata api ak-47, fn dan granat.
empat tahanan tewas ditembak anggota kelompok misterius itu di dalam sel.
hingga kemarin, polisi belum bisa memastikan kelompok tersebut.
aksi pembantaian itu berawal dari peristiwa saling pandang di hugo's caf?.
karena sama-sama tersinggung, santoso yang konon sedang melakukan tugas intelijen, tewas ditusuk para penjaga keamanan kafe itu menggunakan pecahan botol.
kasus penyerangan lapas cebongan sontak menjadi perhatian dunia.
media-media internasional mewartakan kejadian tragis itu.
selasa (26/3), presiden susilo bambang yudhoyono menegaskan aksi itu merupakan serangan langsung terhadap kewibawaan negara.
bahkan ia beranggapan serbuan itu berdampak ancaman serius terhadap rasa aman publik.
"kata presiden, serangan ke lapas cebongan telah memorakporandakan kepercayaan umum terhadap supremasi hukum di republik ini," ujar staf khusus presiden bidang komunikasi politik, daniel sparringa.
agar kewibawaan negara dan kepercayaan masyarakat terhadap hukum segera pulih, kata daniel, presiden memerintahkan tni membantu polri mengungkap pelaku penyerbuan.
koordinator komisi untuk orang hilang dan korban tindak kekerasan (kontras) haris azhar, jumlah penyerang lapas sebanyak 17 orang.
tapi penembakan dilakukan satu eksekutor, sedangkan lainnya berbagi tugas.
ada yang mengamankan tahapan dan napi lain, mengamankan sipir dan memantau situasi.
ada juga yang mengatur waktu, sehingga penyerangan hanya berlangsung sekitar 10-15 menit.
"ini seperti operasi buntut kuda.
yang menerobos banyak, semakin dekat dengan sasaran, jumlah orangnya semakin sedikit," kata dia.
untuk bisa menguak teka-teki kelompok penyerang, ketua presidium indonesia police watch (ipw) neta s pane mendesak polri mengerahkan detasemen khusus (densus) 88 antiteror.
"kecepatan memburu, menangkap dan mengungkap kasus sangat diperlukan agar masyarakat merasa nyaman dan tidak di bawah bayang-bayang ketakutan akibat teror kelompok bersenjata," kata neta.
(tribunnews/aco/fer/sam/wil/dtn/tik)asumsi kelompok terlatih- 17 anggota kelompok punya tugas masing-masing.
salah seorang sebagai eksekutor- peluru kaliber 7,62 milimeter diperuntukan untuk senjata khusus- waktu operasi hanya 10-15 menit.
kabarnya ada anggota kelompok yang berperan sebagai pengatur waktu- gunakan senjata api jenis ak-47 dan pistol fn serta granat.
mereka juga menggukan penutup muka seperti cadar- dilakukan setelah tahanan selang 14 jam setelah tahanan dipindah dari mapolda dir ke lapas cebongan yang pengamanannya jauh lebih longgar
Source from: banjarmasin[dot]tribunews[dot]com
Belum ada tanggapan untuk "Misteri Peluru 7,62 Milimeter"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.