Amoy Sempat Dicekal di Bandara |
banjarmasinpost.
co.
id, banjarbaru - duduk di kursi roda, amoy --bukan nama sebenarnya-- (30), tampak berkeringat di ruang tunggu, bandara syamsudin noor banjarbaru, rabu (6/3).
saat berbicara suaranya sangat pelan.
untuk bergerak pun susah, tubuhnya kurus.
sesekali ia mengusap keringatnya, dengan sapu tangannya.
ditemani rekannya, amira (50), wajah amoy tampak pucat.
amira mengaku dibuat pusing dengan kondisi temannya, yang belakangan ternyata ditengarai penderita hiv/aids.
apalagi, setelah tahu, kalau amoy sempat ditolak untuk membeli tiket pesawat terbang.
padahal amoy sudah mengantongi surat dari kementerian kesehatan ri kalau dia layak terbang.
“aku jadi depresi, bolak balik.
rasanya diping-pong.
ke sana ke sini.
ini aku malah tak bisa beli tiket.
seperti apa penerbangan di kalsel ini,” keluh amira.
amira pun menceritakan kesulitan mereka saat akan berangkat naik pesawat terbang.
“dia datang dari jakarta.
saya kenal ‘say hello’ saja.
lalu amoy ingin mencari kerja.
ternyata belakangan diketahui dia sakit-sakitan,” ujarnya.
amoy sempat dirawat di puskemas batibati hingga akhir februari lalu, sebelum dirujuk ke rs pelaihari.
di situ diketahui kalau dia menderita hiv positif.
“namun masih layak terbang,” ujarnya.
setelah mendapat perawatan dan obat, kondisi amoy mulai membaik sehingga amira berencana membawa pulang amoy ke club waria tangerang.
tapi amira mengaku kesal, saat pekan tadi ingin membeli tiket pesawat dan ditolak.
“saya jadi bingung.
padahal surat layak terbang ada,” ujar amira kesal.
kekesalan makin bertambah, saat kemarin kembali berusaha membeli tiket pulang ke jakarta.
hingga rabu siang, tak ada maskapai yang mau memberangkatkan setelah membaca surat keterangan dokter.
beruntung, setelah dilakukan rapat bersama maskapai, dokter petugas karantina, dan pejabat di pt angkasa pura, keduanya diperbolehkan berangkat rabu petang dengan syarat isi surat keterangan diubah.
manager air traffic services pt angkasa pura bandara syamsudin noor, haruman, menyatakan maskapai belum memiliki prosedur penanganan bagi pengidap hiv/aids.
“airline juga mementingan penumpang lain.
tidak mustahil akan menimbulkan efek ke penumpang lain kalau mereka tahu ada penderita hiv/aids,” ujarnya.
airlaines kesehatan pelabuhan, dr setiyo supriadi, membenarkan kalau kondisi amoy layak terbang, namun perlu pendampingan.
“cuma perlu pendampingan,” cetusnya dalam rapat.
kejadian yang menimpa amoy, mendapat sorotan dari koordinator komisi penangulangan aids prov kalsel, mursalin.
“tidak boleh ada pencekalan penerbangan terhadap korban hiv/aids.
apalagi dia telah mempunyai surat resmi dari kemenkes kalau layak terbang.
bila dicekal, itu bentuk diskriminasi kepada warga negara indonesia,” tegas mursalin.
(lis)
Sumber: tribunews[dot]com
Belum ada tanggapan untuk "Amoy Sempat Dicekal di Bandara"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.