Beranda · Banjarmasin · Palangkaraya · Pangkalan Bun

Biaya Operasional Membengkak, Akibat Pemadaman Listrik

SAMPIT, Pemadaman bergilir tidak hanya dikeluhkan masyarakat umum, tetapi juga kalangan dunia usaha. Biaya operasional tempat usaha mereka membengkak untuk membeli bahan bakar minyak (BBM) untuk menghidupkan genset saat terjadi pemadaman bergilir.

Pemilik Hotel Permata, Hj Maspah, mengaku cukup terganggu dengan pemadaman bergilir yang kini terjadi. Terlebih secara operasional, kini pihaknya harus mengeluarkan biaya ekstra membeli solar untuk menghidupkan genset.  “Kalau mati lampu biayanya lebih besar karena harus pakai genset, lebih mahal pakai genset dibanding bayar lampu,” ungkapnya, Jumat (18/1)

Dijelaskannya, untuk menghidupkan genset di hotelnya saat listrik padam, harus mengeluarkan biaya tidak sedikit. “Kalau lampu padam itu, untuk menyalakan genset perlu solar bisa sampai 50 liter, sedangkan harga solar itu mahal dan mencarinya juga susah,” ujarnya tanpa merinci total biaya yang harus dikeluarkannya tiap listrik padam.

Kerugian lainnya, pemadaman listrik juga bisa berpengaruh terhadap tingkat hunian hotel. “Tadi malam itu di sini kan mati lampu sedangkan genset kami meledak waktu ada petir yang besar itu. Nah ada juga tamu yangmemilih untuk check out (keluar) dan jelas itu merugikan kita,” sambungnya.

Lebih jauh dia bercerita kerugian yang dideritanya akibat petir kemarin malam. Selain genset meledak, pihaknya juga merugi karena banyak peralatan elektronik yang rusak akibat dampak sambaran petir. “Tadi malam itu kan hujannya deras sekali dan petirnya juga besar. Ini ada enam TV yang terbakar dan harus dibawa ke tempat reparasi,”ucapnya.

Bahkan diakui Maspah dengan kejadian hujan besar tadi malam menyebabkan beberapa tamu hotelnya keluar kamar karena tidak bisa tidur. “Tadi malam itu semua tamu terganggu  dan tidurnya gak tenang,”jelasnya

Dampak pemadaman bergilir ini juga dirasakan Khadijah, pemilik usaha karaoke Yolan. Dia merasa pemadaman listrik bergilir ini membuat pendapatan usaha karaokenya berkurang. “Sekarang ini kan juga mati lampu, jadi kalau ada pelanggan yang mau karaoke belum bisa dulu, otomatis pemasukan juga berkurang,” ungkapnya

Mengenai biaya yang harus dikeluarkan karena pemadaman lisrik, diakui Khadijah, untuk biaya memang belum ada, tetapi pemasukannya berkurang. “Saya belum punya genset, jadi kalau mati lampu, yang mau karaoke otomatis tutup dulu, yang sedang karaokean pun kebanyakan berhenti dulu dan langsung pulang,” jelasnya.

Khadijah berharap kalau bisa pemadaman hanya dilakukan pada siang hari saja. “Malam hari kalau bisa jangan mati lampu, khususnya untuk karaoke saya yang di Pal 12 kalau bisa malam hari jangan ada pemadaman di sana,” jelasnya.

Meski begitu, mengenai kebijakan adanya pemadaman bergilir dikarenakan ada pemasangan gardu induk, Khadijah mengaku bisa memaklumi. “Ya kalau kebijakannya seperti itu ya gimana lagi, kecuali kalau kita memang punya gardu sendiri, tetapi kalau bisa malam hari jangan ada pemadaman,” jelasnya. (rm-53)


Sumber : radarsampit.net

Artikel keren lainnya:

Belum ada tanggapan untuk "Biaya Operasional Membengkak, Akibat Pemadaman Listrik"

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.