Beranda · Banjarmasin · Palangkaraya · Pangkalan Bun

Abstrak, Pohon Natal Ini Jadi Kontrovresi

www.inhabitat.com
Alih-alih memotong pohon cemara berukuran besar, pohon Natal ini memberikan nuansa lain yang jauh lebih modern. Bentuk kotak-kotaknya menyerupai pixel.
BANJARMASINPOST.CO.ID, ABIES - Electronicus merupakan pohon Natal raksasa yang dibangun dalam rangka festival Plaisir d'Hiver di Brussels. Tak diduga, pohon Natal tersebut ternyata mengundang kontroversi.

Pohon tersebut merupakan buah karya 1024 Architecture. Firma arsitektur ini membuat pohon Natal dari lampu-lampu light emitting diode (LED) berwarna-warni dan kain. Pohon berpendar ini seakan menyambut pengunjung yang berkumpul di Market Square.

Rangkaian lampu LED ini dibuat terintegrasi dengan musik. Setiap musik berganti, lampu-lampu otomatis juga berganti warna. Selain menikmati warna-warni lampu, pengunjung yang lewat juga dapat memanjat pohon tersebut dan melihat pemandangan kota dari ketinggian 63 kaki.

Alih-alih memotong pohon cemara berukuran besar, pohon Natal ini memberikan nuansa lain yang jauh lebih modern. Bentuk kotak-kotaknya menyerupai piksel.

Di siang hari, kotak-kotak pohon tersebut tampak seperti sebuah konstruksi bangunan. Pada malam hari, kotak-kotak tersebut berpendar dan berkelap-kelip mengikuti irama musik.

Namun, keindahan itu harus "dibayar mahal". Pohon ini mengundang kontroversi dari komunitas, khususnya dari kalangan Nasrani di Brussels. Pasalnya, komunitas Nasrani justru membenci pohon tersebut karena merasa pohon itu terlalu abstrak dan tidak mencerminkan pohon Natal.

Sumber : Inhabitat


Sumber: tribunews.com

Artikel keren lainnya:

Belum ada tanggapan untuk "Abstrak, Pohon Natal Ini Jadi Kontrovresi"

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.