SAMPIT, Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Supian Hadi harusnya lebih arif dan bijaksana menyikapi setiap kritikan yang diarahkan dalam pemerintahannya. Pernyataan bisa mundur kapan saja yang diucapkan, memperlihatkan Supian ingin mempertahankan diri terhadap kritikan yang masuk. Selain itu, pernyataan itu muncul dari kepala daerah ketika kuatnya kritikan dan tekanan publik memperlihatkan Supian belum bijaksana dalam menyikapi kritikan.
“Itu kan (ucapan bisa mundur kapan saja) hanya sekadar upaya untuk mempertahankan diri. Seharusnya tidak perlu dinyatakan seperti itu (di hadapan publik), karena yang terpenting bagi publik bukan ucapan mundurnya, tapi solusi untuk mengatasi permasalahan yang ada,” kata pengamat sosial dan politik dari Universitas Palangka Raya, Sidik Rahman Usop, Minggu (18/11).
Sidik menuturkan, sebagai seorang pemimpin, bupati harus arif dalam menyikapi berbagai macam kritik masyarakat, bukan dihadapi dengan emosional. Kebijaksanaan diperlukan dalam memimpin suatu daerah, pasalnya, masyarakat menaruh harapan besar terhadap bupati, sehingga, benar atau salah pendapat masyarakat harus diakomodir secara bijak.
Menurut Sidik, untuk menghadapi kritikan dan tekanan publik terhadap kinerja pemerintahan dan suatu permasalahan, tidak sepantasnya kata mundur diucapkan. Pasalnya, yang dibutuhkan publik adalah jawaban dari persoalan yang ada dan bagaimana kinerja pemerintahan bisa diperbaiki dan ditingkatkan.
Kata-kata mundur diucapkan ketika seorang pemimpin merasa sudah tidak mampu lagi memimpin daerah. Selain itu, prosesnya pun panjang dan rumit melalui lembaga DPRD. “Bukan ucapan mundurnya yang diharapkan, tapi, apa upaya yang dilakukan untuk memenuhi janji yang ada, serta mengajak mayarakat, mengajak tokoh masyarakat, kalangan akademisi, dan pihak lainnya untuk berpikir seperti apa dan bagaimana jalan keluar yang terbaik,” katanya.
Dalam menjawab kritikan publik, lanjut Sidik, bupati juga bisa memulainya dengan melakukan transparansi anggaran bahwa ada program yang tidak bisa dilaksanakan akibat anggaran yang terbatas. Selain itu, bupati juga bisa memaparkan apa saja yang telah dilakukannya selama ini. Dengan demikian, publik juga bisa menilai bahwa bupati sudah bekerja keras untuk pembangunan di daerah.
“Paling tidak dengan cara transparan, masyarakat bisa memahami bahwa bupati sudah bekerja keras untuk pembangunan di daerahnya,” katanya.
Seperti diberitakan Radar Sampit (16/11), Supian Hadi menyatakan bahwa jabatan yang diembannya saat ini bisa dilepaskan kapan saja jika Tuhan menginginkan. Pernyataan itu dilontarkan di tengah kritikan tajam dari berbagai pihak terkait kinerja Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotim setelah dua tahun berjalan sejak Supian dilantik sebagai Bupati.
“Tidak ada saya terpikir untuk dua kali menjadi bupati, karena yang sekali ini saja belum tahu rasanya nanti. Bisa saja dalam tahun 1434 Hijriah ini nanti saya tiba-tiba mengundurkan diri sebagai bupati, jika itu untuk kepentingan pembangunan daerah. Tetapi mengenai jabatan ini, saya serahkan saja kepada Allah SWT yang akan menentukan,” katanya saat berpidato di hadapan ribuan masyarakat dan peserta yang hadir pada pawai taaruf, Kamis (15/11).
Belakangan ini, kritikan terhadap kinerja pemerintahan Supian Hadi dan Taufiq Mukri cukup tajam. Berbagai kalangan menilai kepemmpinan duet Sahati setelah dua tahun berjalan belum memuaskan publik. Bahkan, janji politik yang dulu dilontarkan belum terealisasi karena tidak ada keseriusan untuk mewujudkan janji itu.
Sebelumnya, dalam beberapa kesempatan, Supian selalu mengatakan kritikan yang diarahkan padanya menjadi pemicu semangatnya untuk bekerja lebih baik lagi. Menurut Supian, kritikan tersebut menjadi masukan bagi pemerintahannya untuk terus meningkatkan kinerja secara keseluruhan. Bahkan, dia meminta agar dikritik ketika ada kesalahan dalam pemerintahannya.
Catatan Radar Sampit, beberapa kebijakan Supian Hadi dikeluarkan setelah ada kritikan dan keluhan publik. Misalnya, perombakan kabinet Sahati yang beberapa waktu lalu dilakukan sebagai respons atau kinerja pemerintahannya yang lamban dan tidak tanggap terhadap permasalahan yang muncul.
Pengamatan hukum dan politik di Kotim, Darmansyah menilai, pernyataan mundur yang diucapkan Supian meski hanya pengandaian memperlihatkan reaksi yang emosional ketika menghadapi kritikan publik yang begitu kuat. Pernyataan itu juga dinilai sebagai pernyataan yang gegabah.
“Pernyataan itu hanya perasaan emosional dan itu biasa di dunia politik, tapi pernyataan itu juga terlalu gegabah,” katanya, Jumat (16/11). (ign)
Sumber : radarsampit.net
Belum ada tanggapan untuk "Harusnya Lebih Bijak, Pernyataan Supian Hadi Bisa Mundur Kapan Saja"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.