SAMPIT, Kasus pencari kerja telantar kembali terjadi. Belasan pendatang dari Pulau Jawa mereka mengaku ditipu oleh seseorang yang menjanjikan pekerjaan di perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Antang Kalang Kotim, namun setelah mereka datang ke sini, ternyata pekerjaan yang ada tidak sesuai dengan yang dijanjikan.
Para pendatang ini pun memilih kabur dari perusahaan yang menampung mereka dengan cara berjalan kaki selama tiga hari tiga malam menuju Sampit. Karena tidak ada biaya, kini mereka telantar di Sampit dan tak bisa pulang ke kampung halaman mereka di Jawa.
Kamis (4/10), sebanyak 12 pendatang yang merasa tertipu ini mendatangi Kantor Kepolisian Resort Kotawaringin Timur (Polres Kotim). Mereka melaporkan telah ditipu oleh seseorang yang menjanjikan pekerjaan setibanya di Sampit, Kabupaten Kotim.
Asep Wijaya (28) salah satu dari mereka menceritakan, beberapa bulan lalu dirinya ditawari bekerja di perkebunan kelapa sawit oleh seorang lelaki yang mengaku bernama Jay. Selanjutnya, Asep diminta berkumpul di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang Jawa Tengah.
Bersama istrinya, Lusi (18), Asep dari tempat asalnya Kampung Bojong, Purwakarta, Jawa Barat bertolak ke Semarang. Setibanya di sana, ternyata selain Asep, sudah banyak orang senasib dengannya yang akan mengadu nasib di pulau Kalimantan.
“Bulan Agustus kemarin, kami tiba di Sampit, lalu dari Pelabuhan Sampit kami di ajak Jay ke perusahaan bernama PT Ararea di Antang Kalang. Setelah diantar ke sana, masing-masing kami diminta membayar Rp 300 ribu. Eh, ternyata disana kami tidak bekerja di kebun sawit, malah dipekerjakan di kebun pembibitan pohon akasia,” cerita Asep di Polres Kotim.
Sementara itu, Jay sang pemandu kini hilang entah ke mana setelah menerima uang dari para pencari kerja tersebut. Karena berada di perantauan yang tidak pernah dikunjungi, Asep dan istri bersama sembilan rekannya telantar. Mereka mengaku bekerja tidak dibayar. “Kami pun kabur, karena pekerjaan yang ditawarkan tidak sesuai perjanjian. Jay itu orang suruhan seseorang bernama Joni. Mungkin Joni itu bosnya dia,” kata Asep.
Karena merasa tertipu, Asep dan istri bersama sembilan orang senasib dengannya lantas berniat pulang kampung ke Pulau Jawa. Rombongan terlantar ini, harus menempuh perjalanan jauh berjalan kaki tiga hari tiga malam dari Kecamatan Antang Kalang menuju Kota Sampit. “Selain kami 12 orang ini, ada orang senasib dengan kami sekitar 13 orang mereka masih bertahan di sana. Kami merasa ditipu oleh Jay. Kami harus kembali ke Jawa saja, bekerja disana saja,” papar Lusi istri Asep.
Sementara, Kasatbinmas Polres Kotim AKP Suparmi mengungkapkan beberapa bulan terakhir ini mereka sering didatangi orang-orang yang merasa ditelantarkan karena diimingi bekerja di Sampit. “Sejak bulan Juli sampai dengan awal Oktober ini saja, terdata sebanyak 45 orang yang mengaku terlantar,” katanya.
Mengatasi orang-orang terlantar ini, menurut Suparmi pihaknya hanya sebatas menerbitkan surat rekomendasi dari kepolisian yang selanjutnya para pendatang yang rata-rata dari pulau Jawa tersebut diarahkan ke Dinas Sosial Kabupaten Kotim.
“Hampir tiap bulan kami didatangi orang-orang yang merasa ditelantarkan, seperti bulan Juli ada 10 orang, Agustus sebanyak 15 orang, September 7 orang dan awal Oktober hari ini (kemarin) ada 13 orang. Kami sebatas membuat surat rekomendasi, mereka selanjutkan kami arahkan ke Dinsos,” paparnya. (fm)
Sumber: radarsampit.net
Belum ada tanggapan untuk "Kabur, Belasan Pendatang Telantar"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.