Ular yang kemudian diberi nama Ular Lumpur Kapuas tersebut ditemukan oleh Dr Mark Auliya, seorang peneliti ahli reptil dari the Zoologisches Forschungsmuseum Alexander Koenig Jerman bekerjasama dengan dua peneliti Amerika dalam sebuah proyek WWF di Kalimantan.
"Saya menaruh ular coklat kemerahan dalam sebuah kantong gelap. Ketika saya melihatnya beberapa menit kemudian, ular itu telah berubah seluruhnya berwarna putih," kata Mark Auliya
Kemampuan mengubah warna umum terdapat pada beberapa jenis reptil seperti bunglon, tetapi para ilmuwan sangat jarang menemukannya pada ular dan sampai saat ini masih belum mengetahui bagaimana fenomena ini bisa terjadi.
Auliya yang juga konsultan WWF menemukan dua specimen ular berbisa sepanjang setengah meter itu di pesisir dan hutan berawa sekitar sungai Kapuas di Taman Nasional Betung Kerihun Kalimantan Barat.
Ular Lumpur Kapuas tersebut kemudian diberi nama latin Enhydris gyii, dimana genus Enhydris yang terdiri dari 22 jenis, dan hanya dua jenis yang tersebar luas.
Sebanyak 20 jenis ular genus Enhydris lainnya sangat jarang ditemukan.
Ilmuwan percaya ular yang baru ditemukan ini mungkin hanya ada di Daerah Aliran Sungai Kapuas.
Sumber: http://www.antaranews.com
Belum ada tanggapan untuk "Ular Bunglon Kapuas"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.