Beranda · Banjarmasin · Palangkaraya · Pangkalan Bun

Selayang Pandang Kalimantan Barat

Kalimantan Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia dengan Pontianak sebagai ibukota provinsinya.

Kalimantan Barat memiliki luas wilayah 146.870 km2 (7,53%) luas Indonesia. Kalimantan Barat dilalui oleh sungai Kapuas yang merupakan sungai terpanjang di Indonesia dan mempunyai banyak anak sungai sehingga Kalimantan Barat dijuluki sebagai provinsi ‘Seribu Sungai’.

Posisi Kalimantan Barat secara astronomis dilalui oleh garis lintang 00 sehingga cuacanya sangat panas. Antara tanggal 21-23 Maret dan 21-23 September setiap tahun ada fenomena alam yang unik ketika matahari tepat berada di garis khatulistiwa. Pada saat itu posisi matahari akan tepat berada diatas kepala sehingga menghilangkan semua bayangan benda-benda dipermukaan bumi. Peristiwa ini disebut titik kulminasi matahari. Pada hari itu banyak turis baik lokal maupun mancanegara yang datang untuk menyaksikan peristiwa langka tersebut di tugu khatulistiwa (equator monument) Pontianak.

Kalimantan Barat terdiri dari 13 kabupaten dan kota. Jalur antar kabupaten dihubungkan dengan jalan raya. Selain itu, terdapat juga jalur darat antarnegara yang menghubungkan Indonesia, Malaysia dan Brunai Darussalam. Untuk mengunjungi Malaysia, Brunai dan bahkan Filipina dapat menggunakan bus antarnegara. Tidak mengherankan jika setiap hari Pontianak ramai dikunjungi oleh warga Malaysia dan Brunai Darussalam.

Kalimantan Barat memiliki pesona alam dan budaya yang beragam. Dalam hal budaya, Kalimantan Barat memiliki adat dan tradisi yang sangat beragam.

Suku bangsa yang mendominasi di Kalimantan Barat adalah suku Dayak, Melayu dan China. Selain itu, ada juga suku bangsa pendatang yang berasal dari Jawa, Sunda, Bugis, Minangkabau, Batak, Madura dan Bali. Meskipun beragam, tetapi keharmonisan diantara suku bangsa yang berbeda tetap dijaga. Hal ini tertuang dalam slogan Kalimantan Barat yaitu ‘Harmonis dalam Etnis’.

Disamping keberagaman budaya, Kalimantan Barat juga memiliki pesona alam yang menakjubkan mulai dari pantai hingga gunung.

Meskipun Kalimantan Barat tidak memiliki gunung berapi, namun Kalimantan Barat juga memiliki sumber air panas yang terdapat di kabupaten Bengkayang. Bedanya, sumber air panas tersebut tidak mengandung belerang.

Dalam bidang perekonomian, sebagian besar sektor perdagangan dipegang oleh suku China. Saat ini telah berdiri 3 mall besar di Pontianak. Komoditas pertanian andalan Kalimantan Barat adalah lidah buaya (Aloe vera) dan jeruk.

Panorana Kalimantan Barat

Pontianak di waktu malam


Pantai Pasir Panjang, Singkawang
(disini panorama alamnya indah, pantainya bersih)

Pulau Penata, Bengkayang
(disini batu karangnya masih bagus, cocok untuk olahraga selam)

Taman Wisata Alam Pancur Aji, Sanggau
(disini terdapat air terjun yang indah dan terdapat di 4 lokasi)

Bukit Kelam, Sintang
( gunung batu raksasa terbesar di dunia)

Mega Mall Pontianak
(Salah satu pusat perbelanjaan di Pontianak)



Artikel keren lainnya:

Orangutan Kalimantan

Orangutan pada saat ini hanya ada di Sumatera, Kalimantan, Sabah dan Sarawak dengan lebih dari 90% habitatnya berada di wilayah Republik Indonesia.

Nama orangutan berasal dari bahasa Melayu yang artinya ‘orang hutan’. Di Sumatera dan Kalimantan orangutan dikenal sebagai Mawas. Orang utan pertama kali dideskripsikan pada awal abad ke-17 oleh dua orang dokter Belanda yang bernama Jacob de Bondt dan Nicolaas Tulp. Pada tahun 1758 Linneus memberi nama Simia satyrus sebagai nama ilmiah bagi orang utan. Berdasarkan hasil pertemuan Komisi Internasional Tata Nama Zoologi rupanya nama Simia telah digunakan untuk Magot sehingga tidak dapat digunakan sebagai nama ilmiah bagi orangutan.

Dalam pertemuan Komisi Internasional Tata Nama Zoologi di Budapest pada tahun 1926, dibentuk suatu komisi yang bertugas menyiapkan rekomendasi nama ilmiah bagi orangutan. Pada tahun 1927 dihasilkan suatu resolusi tentang penggantian nama ilmiah orang dari Simia satyrus menjadi Pongo pygmaeus. Sejak saat itu Pongo pygmaeus merupakan nama ilmiah bagi orangutan.

Orangutan adalah salah satu anggota famili Pongidae. Secara taksonomi, terdapat dua anak jenis orangutan yang masih hidup hingga sekarang yaitu anak jenis dari Sumatera dan anak jenis dari Kalimantan. Kedua anak jenis ini terisolasi sejak 10.000 tahun yang lalu ketika permukaan laut antara Sumatera dan Kalimantan naik. Akibatnya, kedua pulau yang semula merupakan satu bagian dari daratan Sunda terpisah menjadi dua pulau besar. Isolasi geografis ini menyebabkan munculnya beberapa perbedaan genetis dan morfologis.

Perbedaan morfologis orangutan dapat dikenali dari perawakannya, khususnya dari struktur rambutnya. Jika dilihat di bawah mikroskop, jenis dari Kalimantan (Pongo pygmaeus) berambut pipih dengan kolom pigmen hitam yang tebal di bagian tengah sedangkan jenis dari Sumatera (Pongo abelii) berambut lebih tipis, membulat, mempunyai kolom pigmen bulat yang halus dan sering patah di bagian tengahnya. Ciri yang kedua, orangutan Kalimantan lebih tegap dan mempunyai kulit dan warna rambut yang lebih gelap dari pada orangutan Sumatera.

Makanan pokok orangutan adalah buah (60%). Selain itu, orang utan juga memakan daun (25%), kulit batang (15%), serangga (10%) dan telur binatang lain (2%).

Orangutan terutama hidup di dataran rendah dengan ketinggian antara 200-400 m dpl. Namun demikian, di Sumatera orangutan kadang ditemukan pada ketinggian lebih dari 1.500 m dpl khusunya jantan dewasa. Habitat utama orangutan di tepi sungai (dataran banjir, rawa atau lembah alluvial) dan dataran tinggi (kaki bukit).


Referensi

Meijaard, E., H. D. Rijksen, S. N. Kartikasari. 2001. Di Ambang Kepunahan! Kondisi Orangutan Liar di Awal Abad ke-21. The Gibbon Foundation Indonesia. Jakarta


Artikel keren lainnya:

Pencipta Lambang Burung Garuda

Orang Indonesia pasti mengenal burung Garuda berkalung perisai yang merangkum lima sila (Pancasila). Namun apakah semua orang Indonesia, siapa pembuat lambang negara itu?

Apakah kita pernah kenal siapa sosok paling berjasa dalam merancang lambang negara Indonesia. Seekor burung GARUDA yang tampil anggun mempesona sebagai lambang persatuan dan kesatuan bangsa dan dijadikan sebagai lambang ideologi bangsa.


Artikel keren lainnya:

Kantong Semar Langka di Kalimantan Barat

Dari zaman dahulu hingga sekarang, kantong semar menjadi primadona bagi pecinta tanaman hias. Kantong semar memiliki bentuk kantong, corak dan warna menarik. Sehingga tidak mengherankan jika keberadaannya menjadi pusat perhatian bagi semua kalangan khususnya para penggemar tanaman hias.

Indonesia merupakan pusat persebaran kantong semar terbesar di dunia. Lebih dari 70% kantong semar dunia terdapat di Indonesia. Salah satu jenis kantong semar endemik Kalimantan Barat (hanya ditemukan di Kalimantan Barat) adalah Nepenthes clipeata.

Nepenthes clipeata merupakan jenis kantong semar yang unik dan menarik yang terdapat di Kalimantan Barat. Spesies ini merupakan jenis endemik karena hanya ditemukan di Kalimantan Barat, tepatnya di bukit Kelam, Sintang. Berdasarkan Undang Undang Nomor 5 Tahun 1990 dan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999, Nepenthes clipeata termasuk jenis tumbuhan yang dilindungi.

Penetapan status dilindungi ini karena beberapa karakteristik kantong semar klipeata telah memenuhi kriteria untuk digolongkan sebagai tumbuhan dilindungi. Populasi yang kecil, laju penurunan populasi yang tinggi, dan daerah penyebaran yang sangat terbatas adalah tiga kriteria yang membuat Nepenthes clipeata layak untuk berstatus “dilindungi”. The International Union for the Conservation of Nature, sebuah lembaga internasional yang menangani konservasi alam, memasukkan Nepenthes clipeata dalam Daftar Merah (Redlist)-nya sebagai tumbuhan yang berstatus terancam punah (critically endangered). Situasi ini didasari oleh fakta di lapangan yang menunjukkan bahwa populasi kantong semar ini kecil dengan penyebaran yang sangat terbatas, dan rentan terhadap ancaman dan tekanan, seperti: pengambilan/pemungutan di alam dan kebakaran hutan.

Nepenthes clipeata termasuk jenis yang paling terancam punah di Pulau Borneo. Sayangnya, upaya konservasi kantong semar ini tergolong rendah dan belum cukup untuk melindungi kantong semar ini dari bayang-bayang kepunahan. Ini terbukti dari semakin sulitnya menjumpai Nepenthes clipeata di habitat alaminya. Berbagai kendala yang dihadapi oleh pelaku konservasi diantaranya keberadaan jenis Nepenthes ini di dalam kawasan wisata alam sehingga tidak dapat mengontrol pengunjung yang bermaksud untuk mengambilnya untuk koleksi atau bahkan bagi pengunjung yang tidak tahu, mungkin saja mereka dapat membunuhnya.

Artikel keren lainnya:

Katak Langka di Dunia ada di Kalimantan Barat

Katak langka tanpa paru-paru yang hidup di hutan Kalimantan berhasil didokumentasikan di Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya, Kalimantan Barat.

Spesies bernama Barbourula kalimantanensis yang memiliki habitat asli di Indonesia, Brasil, Filipina ini pernah dinyatakan punah pada tahun 1978. Namun, beberapa waktu yang lalu katak tersebut kembali ditemukan di Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya, tepatnya di Sungai Ela, Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat.

Katak Barbourula ini memiliki ukuran kira-kira hanya sebesar ibu jari tangan orang dewasa. Jenis jantan ukurannya sekitar 66 milimeter, sedangkan untuk yang betina berukuran sekitar 77 milimeter. Ciri lainnya kulit tubuh katak ini memiliki motif totol-totol.

Laporan tersebut dimuat dalam Jurnal Current Biology edisi 6 Mei menyebutkan katak itu sangat istimewa karena tidak memiliki paru-paru dan bernapas melalui pori-pori kulitnya.

Barbourula sangat sensitif terhadap perubahan ekosistem. Jika air sungai yang menjadi tempat hidupnya itu keruh, katak tersebut bisa mati. Oleh karena itu, menjaga kelestarian alam di Sungai Ela dan TN BB-BR merupakan hal yang penting agar Barbourula yang menjadi kekayaan hayati bangsa bisa diselamatkan dari kepunahan.




Artikel keren lainnya: